Teori Vs Tradisi Pola Asuh Anak

anikunik.com | Sebagai Ibu muda yang sedang menjalani proses adaptasi mengakui serta menyadarkan diri sendiri kalau sudah menjadi seorang ibu memang harus banyak belajar, belajar tentang tata cara pengasuhan anak baik dari orang lain, orang tua yang lebih berpengalaman, membaca buku serta jurus andalan adalah browsing internet.


Pengalaman orang tua yang sudah menjadi tradisi turun temurun senantiasa dilaksanakan dari jaman nenek moyang sampai sekarang yang sudah melekat erat, mengakar kuat, mendarah daging di masyarakat melebihi perangko di amplop disandingkan dengan teori-teori pengasuhan anak yang beredar luas di jagat internet dan bertebaran di lembaran-lembaran parenting sebagian besar memang banyak perbedaan. Hal ini menjadi dilema tersendiri bagi seorang ibu muda yang memang masih harus banyak belajar.
Mau mengikuti saja alur yang sudah ada laksana air mengalir, pasrah begitu saja dengan keadaan atau memilih jalur lain berdasarkan teori-teori yang terbaru semua pilihan ada ditangan Anda. Kebiasaan pola asuh lama yang turun temurun tidak semuanya buruk, tinggal bagaimana kita memilah milah mana yang menurut kita baik bisa dilanjutkan namun apabila ada teori baru yang lebih baik kenapa tidak?

1. ASI Vs Pisang Ambon
Pisang ambon mengandung kalori, karbohidrat, protein, kalsium, zat besi, fospor dan aneka vitamin yang dibutuhkan tubuh, teksturnya yang lunak Pisang ambon masuk dalam katagori buah yang mudah dicerna, sedangkan ASI adalah air susu ibu yang memiliki kandungan secara proporsional semua zat gizi yang dibutuhkan untuk tumbuh kembang bayi. Teori yang terbaru bayi baru lahir hanya boleh minum ASI bukan yang lain hingga umur 6 bulan, sedangkan orang tua biasa memberi makan bayi baru lahir berupa pisang ambon yang dilumatkan dengan alasan bayi yang minum ASI saja tidak kenyang, nanti bayi akan rewel. Padahal lambung bayi baru lahir hanya sebesar kelereng apa ia sih tidak kenyang jika hanya minum ASI?, apa tidak kasian bayi baru lahir kan ususnya masih belum begitu kuat, tiba-tiba langsung diberi pisang, nanti dulu lah nunggu usia 6 bulan.

2. ASI pertama harus dibuang atau tidak
ASI yang pertama kali muncul warnanya putih kekuningan, kalau menurut orang tua itu ASI yang sudah bau jangan duminumkan ke bayi, padahal itu adalah Kolestrum merupakan suatu zat yang sangat baik untuk kekebalan tubuh bayi, dan hanya bisa didapat di ASI yang pertama kali muncul.

3. Bedak
Bedak adalah bubuk putih wangi yang biasa diusapkan ditubuh bayi sehabis mandi, bedak dapat membantu meringankan biang keringat di  kulit bayi. Namun disatu sisi bedak juga kadang dapat menyebabkan iritasi di kulit bayi yang sensitif, teksturnya yang seperti serbuk jika terhirup bayi juga dapat menyebabkan sesak nafas, dan jika masuk ke mata juga menebabkan ketidaknyamanan untuk bayi. Orang tua biasanya menggunakan diseluruh bagian tubuh bayi, sering kali malah membedaki area genital bayi sehabis buang air. Padahal bedak itu kan zat kimia bentuknya yang serbuk akan mudah sekali masuk ke sela yang sulit dibersihkan jika berlangsung terus menerus apa tidak berbahaya?, penggunaan bedak boleh asal diarea yang tepat, punggung dan dada misalnya itupun harus testimoni dulu pastikan kulit bayi bukan kulit yang sensitif.

4. Bedong
" Jika bayi tidak dibedong kasian nanti kalau sudah besar kakinya bengkok", begitulah yang sering kita dengar sehari-hari. Padahal bayi yang baru lahir dimana mana ya kakinya bengkok nanti seiring bertambahnya usia kan menjadi lurus. Justru dibedong yang terlalu ketat malah akan mengganggu ruang geraknya, tanganya kirang bisa berksplorasi sehingga menghambat perkembangan fisik motoriknya. Dibedong boleh untuk mengahatkan asal jangan terlalu ketat, yang terpenting bayi nyaman.

5. Cara Menggendong
Suatu sore saya mengajak jalan-jalan anak saya di komplek sekitar, seperti biasa saya menggendongnya dengan gendongan instan model ring sling, maklum belum bisa pakai jarik, saya menggendong dengan cara dipekeh (istilah bahasa jawa menggendong dengan membuka kedua paha), respon tetangga sekitar memang sudah bisa ditebak sih, anak saya kan masih usia 4 bulan kalau menurut tradisi baru boleh dipekeh menunggu 7-8 bulan, katanya kasian lah, nanti kakinya bengkok lah, belum waktunya lah dengan segala ekspresi kecemasan mereka memusatkan perhatian ke saya, sayanya yang cuek hanya tek jawab senyuman, tapi sungguh tak terduga seorang ibu dengan sigap menghampiriku lalu memegang kaki anak saya ditarik ke depan menjadi digendong model biasa, "begini lho mbaa caranya menggendong, jangan seperti itu masih kecil kasian". Padahal sayanya mempraktekkan model menggendong M shape menggendong yang aman untuk segala usia, membuka paha bayi dan menopangnya, sehingga posisi lutut lebih tinggi membentuk hurug M, saya dan anak saya nyaman mode begini.

6. Mata Keluar Kotoran
Proses melahirkan normal yang melalui jalan lahir membuat mata anak saya mengeluarkan kotoran, kalau saya cari tahu dari sumber tertulis sih hal ini wajar bagi bayi yang dilahirkan normal karena terinfeksi dari berbagai bakteri yang terdapat di jalan lahir, selain itu beberapa bayi lahir dengan saluran air mata yang belum lancar, nanti seiring bertambahnya usia mata bayi juga akan normal, jadi bukan karena ibunya mengkonsumsi minyak atau kacang-kacangan yah?

7. Dijemur dipagi hari
Matahari pagi selain menghangatkan badan juga berperan dalam membantu pembentukan vitamin d yang bagus untuk pembentukan tulang, namun apa daya terkadang orang tua melarang bayi yang belum 40 hari untuk keluar rumah dengan berbagai alasan misterius yang membuat melongo, ada pula yang membolehkan keluar rumah asalkan bayi terbungkus rapat, penutup kepala full, ya gimana mau njemur donk ?

8. Penggunaan sambetan
Soal yang satu ini sudah bukan lagi kental di masyarakat, tapi mbleketaket buket banget di masyarakat, selagi masih hamil juga begitu,"ehh bawa gunting kecil kalau keluar malam", sudah sih baca doa aja cukup, " ehh dibilangin orang tua jangan ngenyel yah", haduw apa lagi setelah melahirkan bayi kemana -mana bawa dibglo bengle semacam rempah-rempah berbau khas, saya juga bingung mungkin karena rasanya pahit jadi yang mau mengganggu ga jadi, apa karena baunya jadi pada gak suka, entahlah, padahal sebagai seorang muslim keluar rumah dengan baca bismillah, ayat kursi insyaAlloh cukup

SUBSCRIBE TO OUR NEWSLETTER

Seorang Blogger pemula yang sedang belajar

0 Response to "Teori Vs Tradisi Pola Asuh Anak"

Posting Komentar